ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH SELAMAT DATANG DI BLOG TKA-TPA AL-IKHLAS PERUM PURI NUSAPHALA JATIASIH BEKASI - BILA INGIN MENGETAHUI LEBIH LANJUT SILAHKAN HUBUNGI LANGSUNG DI TELP: 082113237296. - “AJARILAH ANAK-ANAKMU TIGA PERKARA : CINTA KEPADA NABI KALIAN,CINTA KEPADA KELUARGA NABINYA,DAN MEMBACA AL-QUR'AN”. - “PERINTAHKANLAH ANAK-ANAK KALIAN UNTUK MENGERJAKAN SHALAT KETIKA MEREKA BERUSIA TUJUH TAHUN,DAN PUKULLAH MEREKA BILA PADA USIA SEPULUH TAHUN TIDAK MENGERJAKAN SHALAT,SERTA PISAHKANLAH MEREKA DITEMPAT TIDURNYA”(HR.ABU DAWUD).
/

KISAH ANAK,BAPAK DAN KELEDAI

Suatu hari ada seorang ayah dan anaknya yang bepergian menuju ke pasar dengan menaiki keledai. Tujuannya untuk menjual keledai tersebut. Karena jaraknya yang cukup jauh diperlukan waktu hampir setengah hari.

Mereka membawa keledainya dengan dituntun. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan orang yang baru kembali dari pasar. Orang tersebut kemudian berkata “ Kenapa kalian capek-capek berjalan kaki. Bukankah keledai dapat dinaiki? Alangkah enaknya jika kalian naik saja keledai itu”
Mendengar perkataan itu, ayah dan anaknya kemudian menaiki keledai itu. Keledai itu ternyata tak cukup besar sehingga terlihat kepayahan. Tetapi karena lebih menghemat tenaga maka mereka tetap menaikinya.

Tak berapa lama, bertemulah mereka dengan penjual sayuran yang sedang menunggu pembeli memilih-milih sayurannya. Kemudian penjual sayuran itu melihat keledai yang kepayahan membawa ayah dan anaknya di punggungnya. “ Ah betapa kasihannya keledai itu, sudah badannya kecil dinaiki oleh ayah dan anaknya yang berat. Benar-benar tidak memiliki kepedulian kepada hewan.”
Mendengar perkataan tersebut, ayah dan anaknya turun dari keledai. Kemudian memutuskan bahwa sebaiknya satu orang saja yang menaiki keledai, satu orang yang menuntun keledai. Maka diputuskanlah anaknya yang naik keledai sementara ayahnya menuntun keledai.

Di tengah perjalanan, di sebuah persimpangan bertemulah mereka dengan penjual sapi dan anaknya. Si penjual sapi berceletuk “ Lihatlah nak, itu contoh anak yang tidak berbakti kepada orangtuanya. Sang ayah bercapek-capek sementara ia ber-enak-enak di atas keledai.”
Mendengar perkataan tersebut sang anak berkata kepada ayahnya “Yah sebaiknya ayah yang naik dan aku yang menuntun, aku tak mau dikatakan tidak berbakti.” Sang ayahpun menyetujuinya. Sekarang bergantian sang anak yang menuntun sementara sang ayah naik keledai.

Sepertiga jalan dari pasar, mereka bertemu dengan seorang kakek dan cucunya yang sedang berjalan-jalan. Sang kakek berkata “ Lihatlah cucuku, itulah contoh ayah yang tidak sayang kepada anaknya. Si anak bersusah payah berjalan sementara ayahnya naik keledai.”
Mendengar perkataan itu sang ayah menjadi merenung. Benar juga, pikirnya. Kemudian dia turun dan mengajak musyawarah anaknya. “ Nak kelihatannya kita selalu serba salah, kita tuntun keledai salah, naik berdua juga salah. Kamu yang naik, aku yang menuntun salah. Apalagi aku yang naik sementara kamu menuntun. Sebaiknya kita apakan keledai ini?”
Anaknya berpikir sejenak. “ Ayah bagaimana kalau kita pikul saja keledai ini. Siapa tahu memang itu cara terbaik.”
Sang ayah setuju. Kemudian mulai mengikat kaki keledai kemudian memanggul keledai itu bersama anaknya.

Merasa sudah benar mereka dengan penuh percaya diri memasuki pasar. Tetapi banyak orang menertawakannya. Banyak yang bilang “ Keledai bisa berjalan sendiri kok dipanggul. Kan jadi memberatkan. Dasar orang yang aneh.”
Mendengar perkataan tersebut sang ayah kehabisan akal. Mau gimana lagi biar tidak salah membawa keledai itu.
————oOo————
PELAJARAN DARI KISAH DIATAS ADALAH :
- Dimanapun kita berada, apapun yang kita lakukan, akan ada selalu pandangan negatif dari orang2 disekitar kita!, ITU PASTI.
- Adakalanya kita tidak selalu harus mendengarkan perkataan orang lain yang selalu menyalahkan tindakan kita. Jika kita sudah mengambil keputusan yang dirasa tepat dan terbaik maka lakukanlah dan jangan hiraukan perkataan orang lain yang pada akhirnya akan melemahkan semangat kita. Meski begitu kritik dan saran orang lain perlu menjadi pertimbangan kita, tetapi tidak menjadi pengendali tindakan kita.
- Kadangkala, ada hal-hal yang bisa membuat terjadinya suatu perbedaan pendapat dalam memandang suatu permasalahan. Jika kita di posisi Si Bapak dan Anak dalam cerita ini, maka seharusnya kita memantapkan tekad untuk terus berpegang pada keyakinan kita. Bukankan lebih mudah jika keledai kecil itu ditunggangi secara bersama-sama, dan apabila keledai kelelahan maka mereka semua dapat berhenti untuk beristirahat? Selain itu, hikmah lainnya adalah kesabaran. Kadangkala dalam hidup ini, meskipun kita mempunyai tujuan yang baik dalam melakukan sesuatu, tetap saja ada orang yang menggunjing dan melihat hal-hal negatif lainnya yang mungkin tidak dapat dikesampingkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar